Bengkulu – Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Syariah Nahdlatul Ulama (STIESNU) Bengkulu baru-baru ini menyelenggarakan sebuah Seminar Internasional yang fokus pada hubungan interdependen antara digitalisasi ekonomi dan penguasaan bahasa Inggris. Seminar ini tidak hanya berfungsi sebagai forum akademis, tetapi juga menjadi landasan bagi penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan The Nuristant Institute of Higher Education, Afghanistan, menandai langkah signifikan dalam kolaborasi riset dan pertukaran akademik lintas negara. Acara ini dipandu oleh Wieke, M.Pd., yang bertindak sebagai moderator.
Digitalisasi dan Bahasa Inggris: Sebuah Hubungan Simbiotik
Pemateri utama, Mohammad Rahim, seorang kandidat Ph.D. dari Afghanistan, memaparkan secara mendalam mengenai hubungan simbiotik antara digitalisasi ekonomi dan kemampuan berbahasa Inggris. Secara ilmiah, digitalisasi ekonomi merujuk pada integrasi teknologi digital ke dalam proses produksi, distribusi, dan konsumsi. Di sisi lain, bahasa Inggris berfungsi sebagai lingua franca global yang memungkinkan komunikasi, kolaborasi, dan akses terhadap informasi yang esensial dalam ekosistem digital. Rahim menekankan bahwa penguasaan bahasa Inggris bukan hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai enabler (penggerak) yang memfasilitasi partisipasi efektif dalam ekonomi digital global. Tanpa penguasaan bahasa ini, akses terhadap literatur, platform, dan jaringan profesional internasional menjadi terbatas, menghambat inovasi dan pertumbuhan ekonomi.
Implikasi Akademik dan Potensi Kolaborasi
Penandatanganan MoU antara STIESNU Bengkulu dan The Nuristant Institute of Higher Education, Afghanistan, membuka pintu bagi kolaborasi akademik dan riset bersama di masa depan. Menurut Ketua STIESNU Bengkulu, Dr. Subhan, M.H.I., kerja sama ini akan memfasilitasi pertukaran dosen dan mahasiswa, pengembangan kurikulum bersama, serta publikasi riset ilmiah di jurnal internasional. Potensi kolaborasi ini diharapkan dapat memperkaya wawasan akademis dan mendorong penelitian komparatif mengenai dinamika ekonomi syariah dan digital di dua wilayah yang berbeda secara geografis dan kultural.
Acara yang dihadiri oleh jajaran pimpinan STIESNU, termasuk Dr. Dodi Isran, M.Pd.Mat selaku Ketua Senat, serta seluruh mahasiswa dan perwakilan Aliansi Mahasiswa Bengkulu, mencerminkan komitmen institusi untuk memperluas cakrawala akademik dan mengintegrasikan perspektif global dalam setiap kegiatan ilmiahnya. Kolaborasi ini tidak hanya meningkatkan reputasi institusi, tetapi juga secara langsung berkontribusi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia yang adaptif terhadap perubahan global.